Kamis, 13 Februari 2014

Kisah Cinta yang Kandas Ditengah Jalan karena Dinilai Dengan Materi



Suatu hari saya ke palopo dengan tujuan untuk kerja di sebua toko nama tokohnya adalah Toko R . Jaya pemilik mertunya sepupuku namanya H. Junaid . saya kerja disitu berkenalan dengan anaknya namanya Qusna. setelah udah sekitar satu  minggu kerja dan  kusna punya tetangga dia bersaudara 5 orang(dua saudara cewe dan 3 laki-laki ).  pada malam hari saya menjaga toko bersama saudaranya kusna namanya niar .
kami sibuk perbaiki barang-barang tiba-tiba ada orang beri salam
Assalamu alaikum wr.wb . . . . . . . . . . .
saya, kak niar langsung balik melihat kepintu sambil membalas salamnya, ternyata seorang cowok datang, saya tidak tau apakah dia mau belanja atau tidak? karena dia lama tinggal berdiri dan anehnya lagi penampilannya mantap sekali gayanya, cowok itu bernama Ancona.   dia orangya cerewet dan penampilannya amburaduk dan lucu.
 si cowok ini menghadap kesaya sambil sandar di lemari jualan. ia berkata maryam ada cowok nitip salam sama kamu , Tapi aku seolah-olah tidak mendengar ucapan ancona.
pak pak pak pak pak Saya mendengar suara itu dari dalam ternyata Qusna berjalan sambil menyentakkan kakinya, sampai di depan pintu dia sibuk mencari sendalnya sebelah, setelah ia dapat lalu berjalan menuju keluar duduk diteras. diluar sana ribut sekali ada banyak orang ditemani qusna cerita-cerita.
dibalik pagar depan ada seorang cowok berteriak memanggil  Qusna. lalu Qusna berdiri menghampirinya disitulah cerita-cerita sambil mencari tau namaku dan asal usulku. Qusna menceritakan semua kalau namaku maryam, Si cowok ini kaget ketika dengar namaku karena dia kira saya orang keristen.
sekarang udah tengah malam qusna masuk didekatku duduk trus tanya saya sambil sebut namaku ”Maryam hamzah mau menelpon nanti malam melalui hpku jadi samaki tidur dikamar atas nah”. lalu saya hanya  tunduk dan diam berpikir dan berkata dalam hati “ apa nanti dia tanyakankah ini? ” sambil mengitung uang hasil jualan nie malam untuk distor sama kak niar.
Sekarang udah jam 10.00 malam kami smua keluar tutup toko  setelah selesai tutup toko saya, qusna, saenab masuk rumah , kemudian saya langsung ke wc cuci muka, dua orang anak itu langsung kerkamar atas. saat itu saya belum akrab ma mereka saya juga masuk kamar langsung tidur karena kecapean.
tepat pukul 12.00 tengah malam.
kring kring kring hpnya qusna kemudian  Qusna membangunkanku untuk menerima telponnya. lalusaya berkata untuk apa menelpon jam segini.
saya bangun menerimah telponnya hamza sambil berjalan menuju pintu keluar kamar karena saya malu didengar  ma dua anak itu
saya           :  halo. . .  dengan siapa?
hamzah     : halo juga saya temannya qusna.
saya           : kenapaki?
hamzah     : tidak, boleh kenalan?
saya           : Boleh
hamzah     : siapa namata?
saya           : maryam, kalau kita siapa namata?
hamzah     : saya hamzah tetangganya kusna.
saya           : owwwww...................
hamzah     : saya mau tanya sesuatu tapi jujur yah, bisa?
saya           : bisa, apa?
hamzah     : ada pacarta kah?
saya           : tidak ada,
hamzah     : bisah aku jadi pacarta?
saya           : haya diam dan memikirkan sesuatu
hamzah     : kenapaki diam?
saya         : saya tidak bisa bilang sekarang, berikan aku kesempatan
hamzah    : kasih jelasmi karena aku gak tau kapan lagi saya bisa menelpo!
saya      : saya kembli diam sambil memikirkan, ah jalanin aja dulu.
saya bilang ia kita jalanin aja pale dulu.
hamzah     :  ia paenk,
saya           : halo sudah pale dulu karena mengantukmika.
Ting ting ting hpnya qusna mati setelah itu saya masuk kamar dan memberikan hpnya kemudian saya lanjtkan tidurku. hari demi hari hubngan saya ma hamsah saya jalani.
Waktu itu hamsa masih duduk di bangku SMA sementara saya sudah selesai di SMA, umur saya dengan hamsa selisih satu sahun bedanya lebih mudah dari saya. Meskipun hamsah lebih mudah dari saya, saya berusaha mencoba untuk menjalani hubugan ini karena dalam menjalani hubungan tidak mengenal umur.
Hari demi hari akhirnya saya betul-betul menyangi hamsah, dan dia pun juga begitu. Setiap kali dia  mau berangkat sekolah dia selalu menemui saya untuk  berpamitan.
Hubungan ini kami jalani dengan baik tanpa ada rasa saling cemburu diantara kami. sekitar beberapa bulan kemudian bapak saya nyusul ke palopo aku gak tau apa tujuannya
Pada malam hari sy udah tutup tokoh dan di panggil sama sepupu saya namanya rusdi kerumahnya bermalam. pada malam itu saya datang ntah kenapa tiba-tiba ada perasaan was was,
Tok Tok Tok saya mengetuk pintu dan akhirnya dibukakan oleh keponakan saya nmanya nayla, depan pintu saya kaget karena baru kali ini saya melihat orang pada kumpul bareng diruang tamu. saya langsung dpanggil duduk dekat bapak saya. Saya diam entah kenapa pikiran saya malam itu aneh, akhirnya sepupu saya bertanya, maryam adakah pacarmu? “entah kenpa hati ini semakin resah” terus saya hanya diam ngomong kalau gak ada (“Dalam hati saya berkata jujur  sebenarnya ada tapi gak mungkin ngomong sekarang  karena ada satu tujuan saya belum terwujud yaitu melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi”) emang kenapa kak? kak sepupu saya bilang pokok permasalahan yang sebenarnya”begini ada tujuan bapak datang karena ada yang melamar adek itupun kalau mau” bapak menyahut (iya nak ada orang melamar tapi jangan permalukan orang tuamu ya). aku hanya diam sambil berjalan menuju kamar tidur. Malam itu saya gelisah. keesokan paginya saya gak melihat bapak saya pulang karena masih terpikirkan ucapannya yang semalam. saya gak punya keberanian untuk menolak tapi saya menelpon ke kampung bahwa perjodohan itu saya tidak terimah dengan alasan mau kuliah akhirnya alasan saya diterimah.
Pada tahun 2008 saya masuk di perguruan tinggi dan saya menjalani kuliah dan berhenti kerja karna waktu di bangku kuliahan saya padat. Dan bisa menjaga hubungan ini kami bersama hamsah.
Suatu ketika hubungan saya dan  hamsah di ketahui oleh keluarganya terutama mamanya yang begitu tegas kepada anak-anaknya.
Pada malam hari mamanya hamsah datang dirumahku ketemu sama sepupuku berbincang sama istri sepupu saya yang bernama suri
Mamanya hamsah: mana maryam ?
Suri: sudah tidur, ada apa dengan maryam?
Mamanya hamsah: begini saya kira dia keluar jalan sama hamsah, karena hamsah dari tadi sore pergi sampai sekarang belum pulang.
Suri: langsung kekamar bangunin saya
maryam.... bangun ada mamanya hamsah diluar cari kamu, saya langsung terbangun mendenagr bisikan kak suri!
maryam: Saya langsung duduk didekatnya, ada apa tante?
Mamanya hamsah: gini nak, Kamu tahu kah dimana temaptnya hamsah jual hpnya?
maryam: gak ( sambil berkata dalam hati memang saya ada hubungan sama hamsah tapi masalah pemakaina dia saya gak tau karena saya utamakan kuliah saya)
Mamanya hamsah: nak kalau hamsah nelpon atau sms jangan dibalas ya.
maryam : iya tante
Akhirnya mamanya hamsah pulang saya langsung di ceramahi sama sepupuku ”maryam! kami dek  tidak melarang kamu pacaran atau mengenal laki-laki  tapi janganlah hamsah karena orang tuanya keras dan tidak suka keluarga kita apalagi kita ini keluarga sederhanan”. saya hanya diam dan meneteskan air mata dan akhirnya saya sempat beberapa hari tidak pernah mengangkat telponnya, kemudian hamsah cerita  keadiknya (kenapa maryam akhir-akhir ini tidak mau angkat telponku kemudian hamsah memberiahukan kakaknya kalau mamanya pernah kerumahku marah-marah. Hamsah mala merasa bersalah dan  memberitahukan mamanya “ ma! kenapa kita gak suka maryam padahal dia juga orang berpendidikan, kalau mama gak suka lebih baik hamsah berhenti kuliah”. Hampir setiap hari hamsah menelpon dan sms tapi say gak pernah balas sekalipun.  karena saya teringat terus sama omongan orang tuanya.